Monday, November 14, 2011

13. Datang, Melakukan, Dan Sebagainya


Kabar gembira: infeksi penyebab sakit maag, obatnya ditemukan
أتي atã datang, sampai, membawa, membawakan, mengemukakan; melakukan; mengarahkan;  melaksanakan; menganugerahi; menjadi mungkin, memungkinkan, mencocokkan; menghasilkan; berbuah. Dari akar ini 8 bentuk muncul 536 kali dalam Al-Qurãn, yaitu:  أتي atã 252 kali; أُتُوا utû sekali; آتَى  ãtã 204 kali;  أُوتِيَ ûtiya 67 kali;  آتِى ãtî  7 kali;  آتِيَةٌ ãtiyatun 3 kali;  مَأْتِيٌّ ma’tiyy(un) sekali; dan  مُؤْتُونَ mu’tûn(a) sekali.
أتي atã I [ kk. tak berobjek] 1 datang (61: 6)  وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِى مِنْ بَعْدى اسْمُهُ أَحْمَدُ dan sebagai pembawa kabar gembira tentang seorang rasul yang akan datang setelah aku (Isa), namanya Ahmad. (Menurut hadis Nabi Muhammad mempunyai 5 nama, salah satunya adalah Ahmad). 2 ada, hadir, muncul, bertempat, mengambil tempat (20: 69) إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلاَ يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى sesungguhnya mereka (para penyihir Fir’aun - hanya) menampilkan tipuan tukang sulap; dan tukang sulap itu (sudah terbukti) di (tempat) mana pun tak pernah menjadi pemenang. 3 kembali pada keadaan semula, kembali seperti sedia kala, pulih (12: 93)  اِذْهَبُوا بِقَمِيصِى هَذَا فَأَلْقُوهُ عَلَىٰ وَجْهِ أَبِى يَأْتِ بَصِيرًا (kata Yusuf kepada kakak-kakaknya),”Bawalah oleh kalian gamis-(baju)-ku ini, kamudian usapkan ke wajah ayahku, (hal itu) akan memulihkan penglihatannya (harfiah: menjadikannya orang yang melihat lagi). 4 [dengan awalan على] mendatangi, menyatroni, melanda, menyerang (51: 42) مَا تَذَرُ مِنْ شَيءٍ أَتَتْ عَيْهِ إِلاَّ جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيم (angin itu) tidak membiarkan yang dilandanya kecuali mengubahnya menjadi seperti debu (apa un yang dilandanya semua berubah menjadi debu) 5 [dengan awalan ] membawa, mengajukan,  mengungkapkan  (5: 108)  ذَلِكَ أدْنَى أَنْ يَأْتُوا بِالشَّهَادَةِ عَلَى وَجْهِهَا itu lebih memungkinkan (para saksi) untuk mengungkapkan kesaksian mereka secara apa adanya. 6 [dengan awalan ] mencari tahu, memperhitungkan; mengejar sampai, mencari; mengelurkan, menunjukkan (21: 47) وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا walau seandainya (amalnya) hanya seberat biji sawi, Kami (Allah) akan (tetap) memperhitungkannya.  7 [dengan awalan ] membawa, mempersembahkan (17: 92) أَوْ تَأْتِيَ بِاللهِ وَالْمَلاَئِكَةِ قَبِيلاً atau kamu bawa Allah dan malaikat-malaikat ke hadapan kami  II [kk berobjek] 1 mendatangi; menyambut (26: 89) إِلاَّ مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ kecuali yang menyambut (ajaran) Allah dengan hati yang tulus 2 memberikan, datang membawa, menyumbang, memenuhi (3: 188) لاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَفْرَحُونَ بِمَا أَتَوا jangan pernah mengira bahwa mereka yang bangga dengan menyumbangkan sesuatu … (mereka akan lolos dari  azab)  3 memasuki  (2: 189) وَأُتُوا البُيُوتَ مِنْ أَبْوَابِهَا maka masukilah rumah-rumah itu melalui pintu-pintunya  4 merusak, menghancurkan, datang untuk menghukum, menyerang (16: 26) فَأَتَى اللهُ بُنْيَانَهُمْ مِنَ القَوَاعِدِ maka Allah merusak bangunan-bangunan mereka (mulai) dari fondasi-fondasinya  5 melakukan, melaksanakan, memenuhi (27: 54) أَتًأْتُونَ الفَاحِشَةَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ Mengapakah kalian melakukan fahisyah[1] secara menyolok mata?  6 menggauli; menyetubuhi (29: 29) أَئِنَّكُمْ لَتَأتُونَ الرِّجَالَ apakan layak kalian menggauli (sesama) lelaki?  7 mendekati, merayu, mendesak; melalui, secara *(37: 28)  كُنْتُمْ تَأْتُونَنَا عَنِ الْيَمِينِ pada waktu itu kalian  mendesak kami secara (dengan menggunakan) kekuasaan [harfiah: waktu itu kalian melakukan pendekatan dari sebelah kanan] [dengan awalan ] membawakan sesuatu, menghadapkan seseorang (27: 38)  أَيُّكُمْ يَأْتِينِى بِعَرْشِهَا (kata Sulaiman kepada para pejabatnya), “Siapakah di antara kalian (yang mampu) membawakan tahtanya kepadaku?”
أُتُوا utû [kk pasif dengan awalan ] disampaikan, dibawakan (orang atau barang), disediakan, diberi (2: 25)  كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقاً قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهاً Setiap mereka (para penghuni jannah) dianugerahi rejeki buah-buahan, mereka mengatakan, “Inilah (hasil) dari anugerah (ilmu) dulu, yakni yang dulu (waktu kami belajar) disampaikan dengan (bahasa) perumpamaan. (Terj. Dep-Ag: Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada Kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa). (74: 52) بَلْ يُرِيدُ كُلُّ امْرِئٍ مِنْهُمْ أَنْ يُؤْتَى صُحُفاً مُنَشَّرَةً Setiap orang dari mereka (penentang da’wah rasul)  ingin diberi lembaran-lembaran (buku)  terbuka.
آتَى ãtã [secara bacaan bentuk ini mengecoh, karena sama dengan kk pola III (فاعلأَاتَى  ãtã yang secara tulisan bisa menjadi آتَى ) atau kk pola IV (أفعل - أَأْتَى  yang secara tulisan juga bisa menjadi  آتَى ) Secara kontekstual agaknya kemunculan 204 آتَى dalam Al-Qurãn cenderung mengacaku ke kk pola IV daripada kk pola III. Namun subjeknya harus tetap terbuka] I [kk berobjek] 1 menghasilkan, memproduksi (18: 33) كِلْتَا الْجَنَّتَيْنِ آتَتْ أُكُلَهَا kedua taman itu sama-sama menghasilan buah. membayar, mengelurkan zakat (6: 141)  كُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ makanlah oleh kalian buahnya, ketika sudah berbuah, dan berikan hak-(zakat)-nya pada hari kalian memanen.  II [kk berobjek ganda] 1 membekali (12: 31) وَآتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ سِكِّيناً dan dia membekali mereka masing-masing sebuah pisau  2 memberikan sesuatu kepada seseorang; membekali (6: 83)  وَتِلْكَ حُجَّتُنَا آتَيْنَاهَا إِبْرَاهِيمَ عَلَى قَوْمِهِ  itulah hujah (penjelasan ilmiah) Kami (Allah) yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi bangsanya  3 memutuskan untuk meberikan (2: 233)  وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَنْ تَسْتَرْضِعُوا أَوْلادَكُمْ فَلا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُمْ مَا آتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوفِ  dan bila kalian meminta (wanita selain ibu mereka) menyusui anak-anak kalian, maka tak ada salahnya bila kalian memberikan sesuatu (upah) yang kalian putuskan sebagai (pemberian) yang layak.  4 bawakan, ambilkan (18: 62) قَالَ لِفَتَاهُ آتِنَا غَدَاءَنَا Ia berkata kepada teman seperjalanannya, “Ambilkan makan siang kita.”
أُوْتِيَ ûtiya [kk pasif baik kk pola III maupun pola IV] 1 diberi (84: 7) فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ Maka siapa pun yang diberi  kitabnya dengan tangan kanannya  *(2: 101) الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ  orang-yang diberi kitab  2 dikabulkan, dipenuhi (20: 36) قَالَ قَدْ أُوتِيتَ سُؤْلَكَ يَا مُوسَى Dia (Allah) menjawab, “Sudah dipenuhi permintaanmu, Musa.”  

آتِى ãtî [kata pelaku, bentuk wanitanya آتِيَةٌ ãtiyatun]  1 seseorang atau sesuatu yg akan atau pasti datang; sesuatu yg pasti terjadi; sesuatu yg pasti muncul  (seperti yg dijanjikan) (15: 85)  وَإِنَّ السَّاعَةَ لآتِيَةٌ  dan sesungguhnya Saat (tegaknya Al-Qurãn) itu pasti datang 2 sesuatu yg datang, muncul; sesuatu yang benar terjadi (44: 19)   إِنِّي آتِيكُمْ بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ sesungguhnya aku (saat ini) datang membawa (bukti) wewenang yang sangat gamblang (tentang kerasulanku).
إِتَاءٌ itã’(un) [masdar; kata kerja yg tak terikat waktu; verbal noun] 1 memberi; tindakan memberi; proses pemberian (16: 90)  إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى Sesungguhnya Allah menyuruh bertindak adil layak (antara lain dengan) memberikan kepada kerabat (haknya) 2 membayar; melunasi; pembayaran; pelunasan (24: 37)  رِجَالٌ لا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ (Mereka, para mu’min adalah) para lelaki yang bisnis dan perdagangan mereka tidak melengahkan kesadaran mereka untuk hidup dengan (ajaran) Allah, yakni (tidak melengahkan) mereka dari penegakan shalat serta pelunasan zakat. (Terj. Dep-Ag:  laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat).
مُؤْتُونَ mu’tûn(a) [jamak dari kata pelaku مُؤْتِي mu’tî mereka yang memberi; menganugerahi, membayar, melunasi (4: 162)  وَالْمُقِيمِينَ الصَّلاةَ وَالْمُؤْتُونَ الزَّكَاةَ   (Yang mendalam ilmunya adalah mereka yang …) dan para penegak shalat juga para pelunas zakat.

[1] Perbuatan jahat, keji, hina, kotor dsb.

Sunday, November 13, 2011

12. Menolak, Menghina Dan Sebagainya


 أَبَي  abã   [kata kerja berobjek] 1 menolak, tidak mau, tidak menghendaki (2: 282)  وَلاَ يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كًمَا عَلَّمَهُ اللهُ dan janganlah seorang penulis menolak menuliskan (tepat)  sebagaimana Allah mengajarkan kepadanya (untuk menulis secara apa adanya).  *(9: 8) وَيَأبَى اللهُ إِلاَّ أَنْ يُتَِّ نُورَهُ sebaliknya Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan nur-(ajaran)-Nya,  2 tidak menyukai, membenci; meremehkan, menghina; menentang (9: 8) يُرِضُونَكُمْ بِأَفْوَٰهِهِمْ وَتَأْبَى قُلُبُهُم mereka (kaum musyrik) berusaha menyenangkan kalian (para mu’min) dengan mulut (ucapan; janji) mereka, padahal hati mereka menentang.

Saturday, November 12, 2011

11. Bapak dan atau Kakek Moyang


Abraham dan Isac (Ibrahim dan Ishaq), setelah penyembelihan dibatalkan (dalam versi Kristen yang diperintahkan untuk disembelih adalah Isac)
أبو a-ba-wa mencakup pengertian: bapak, bapak moyang, kebapakan, menjadi bapak; dermawan; memiliki, berciri kebapakan. Dari akar ini, tiga bentuk muncul 117 kali dalam Al-Qurãn: أَبٌ abun (kata benta tunggal) muncul 46 kali, أَبَوَانِ (kata benda ganda: dua bapak) 7 kali, أَبَاءٌ (jamak tak beraturan – jam’u-taksîr: para bapak) 64 kali.
     أَبٌ abun [kata benda, ketika dalam tarkîb idhãfy - kata majemuk > nominatif (مَرْفُوع) أَبُو abû, akusatif (مَنْصُوبٌ) أَبَا abã, dan genitif (مَجْرُورٌ) أَبِى abî ; jamak أَبَاءٌ abã’(un] berarti 1 bapak, ayah (33: 40) مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحًدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَّسُولَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ (nabi) Muhammad itu bukanlah bapak dari siapa pun lelaki di antara kalian tapi dia itu rasul Allah sekaligus nabi penutup Maksud ayat ini: jangan kalian – bangsa Arab – mengkultuskan atau membanggakan Nabi Muhammd sebagai pusat keturunan, karena yang harus ditonjolkan adalah peran beliau sebagai rasul serta nabi terakhir.  Tapi ada juga yang menghubungkan ayat ini dengan kasus pernikahan Nabi Muhammad dengan mantan istri anak angkat beliau, Zaid bin Haritsah. Kata mereka, ayat ini mengingatkan bahwa Nabi Muhammad bukanlah ayah kandung Zaid, sehingga tak ada salahnya beliau menikahi janda Zaid. Tafsir yang pertama agaknya lebih kuat dari yang kedua, karena kita lihat belakangan sebagian bangsa Arab justru cenderung mengklaim Nabi Muhammad sebagai pusat keturunan (biologis) mereka. Banyak yang mengaku-aku sebagai keturunan Nabi Muhammad! (Sesuatu yang tak ada relevansinya dengan da’wah Al-Qurãn). 2 kakek, buyut (12: 6) كَمَا أَتَمَّهَا عَلى أبَوَيكَ مِنْ قَبْلُ إِبْرَاهِيمَ وَ إسْحَاقَ Sebagaimana Dia (Allah) telah menyermpurnakan anugerahNya dahulu (kepada) dua bapak- (= kakek, buyut)-mu Ibrahim dan Ishaq. 3 kakek moyang (22: 78) مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيم (agama yang Dia ajarkan kepada kalian ini adalah sama dengan) agama bapak (= kakek moyang) kalian Ibrahim. 4 pemilik, bersifat, berhubungan dekat dengan (111: 1) تَبَّتْ يَدَا أَبِى لَهَبٍ وَ تَبَّ lumpuhlah kedua tangan Abu Lahab (harfiah: bapak pengobar api – calon penghuni neraka) dan seterusnya lumpuhlah.
     أَبَوَانِ abawãn(i) [bentuk ganda dari أَبٌ abun] 1 ayah-bunda, kedua orangtua (7: 27)  يَا بَنِى ءَادَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمْ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ hai anak Adam (manusia), jangan sampai Setan menipu kalian sebagaimana dia telah mengeluarkan ‘kedua orangtua’ kalian dari jannah (surga). 2 dua bapak, dua buyut (12: 6) كَمَا أَتَمَّهَا عَلى أبَوَيكَ مِنْ قَبْلُ إِبْرَاهِيمَ وَ إسْحَاقَ Sebagaimana Dia (Allah) telah menyermpurnakan anugerahNya dahulu (kepada) dua bapak- (= kakek, buyut)-mu Ibrahim dan Ishaq.

Thursday, November 10, 2011

10. Iblis


Iblis menggoda Yesus. 
إِبْلِيسُ iblîs(u) [para orientalis menganggap sebagai pinjaman dari bahasa Yunani, diabolos], muncul dalam Al-Qurãn sebanyak 11 kali. Sebagian ahli bahasa mengatakan kata ini berasal dari بَلَسَ yang berarti menyesal. Al-Qurãn menegaskan bahwa iblis berasal dari atau sebangsa dengan jin (18: 50). Penyesalan (إِبْلاَسٌ) sang iblis terjadi karena ia dikutuk Allah sebagai akibat ketidak-patuhannya ketika ia disuruh sujud kepada Adam (17: 61 dan 2: 35).
        Alasan iblis menolak sujud kepada Adam adalah karena ia diciptakan dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah (15: 33; 7: 12).  Ia kemudian menipu Adam untuk memakan buah dari pohon terlarang, sehingga Adam diusir dari jannah. Iblis sendiri hukumannya ditunda sampai hari kiamat, dan karena itu ia bersumpah untuk menyesatkan manusia sampai hari tersebut (kiamat: kehancuran dunia). Dalam (7: 16-17) ia bersumpah untuk menghadang manusia agar keluar dari ‘jalan lurus’, dan akan menggoda manusia dari   depan, belakang, dari kanan dan dari kiri, sehingga kebanyakan manusia menjadi makhluk yang tidak bersyukur. Allah mempersilakan iblis melaksanakan kehendaknya tapi ditegaskan bahwa hamba-hamba Allah yang ikhlas tidak akan tersentuh oleh godaannya (15: 32-42).