آزَر ãzar. Para peneliti Barat
mengatakan kata (nama) ini diambil dari sumber yang tidak jelas (
ambiguous),
tapi para ahli bahasa Muslim menyebut asalnya dari kata
أ-
ز- ر
seraya
mengakuinya sebagai nama asing (bukan Arab). Dalam Al-Qurãn nama ini
hanya muncul sekali. Kaum ulama kadang
menyebutnya sebagai ayah Ibrahim, bersandar pada (6: 74)
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ
لِأَبِيهِ ءَازَرَ أَتَتَّخِذُ أ!صْنَامًا ءَالِهَةً... pada
waktu itu Ibrãhîm mengatakan kepada ayahnya, Ãzar, ‘mengapa kamu memperlakukan
berhala-berhala sebagai tuhan?’. Di antara mufassirin ada yang mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan
abîhi (bapaknya) adalah pamannya tanpa menyebut alasan
yang jelas.
Isyarat Ãzar sebagai bapak Ibrahim juga terdapat dalam (9: 114 dan 19: 42-49),
yang di dalamnya digambakran Ibrahim menyalahkan bapaknya yang musyrik. Karena
itu Ibrahim pernah memohon agar Tuhan mengampuni bapaknya (37: 85 dan 43:
26-28). Namun ditegaskan bahwa Ibrahim hanya akan memintakan ampun bagi
bapaknya bila sang bapak setuju untuk menerima da’wahnya. Tapi setelah
mengetahui bapaknya tetap menjadi ‘musuh Tuhan’, ia memarahinya dan menyatakan
berlepas diri dari apa pun yang dilakukan bapaknya. Penyebutan Ãzar sebagai bapak
Ibrahim ditolak oleh orang Kristen, karena Bible, kitab suci mereka, menyebut bapak Ibrahim (Abraham)
adalah Terah.
No comments:
Post a Comment