Sunday, November 13, 2011
12. Menolak, Menghina Dan Sebagainya
Saturday, November 12, 2011
11. Bapak dan atau Kakek Moyang
![]() |
Abraham dan Isac (Ibrahim dan Ishaq), setelah penyembelihan dibatalkan (dalam versi Kristen yang diperintahkan untuk disembelih adalah Isac) |

أَبٌ abun [kata benda, ketika dalam tarkîb
idhãfy - kata majemuk > nominatif (مَرْفُوع) أَبُو abû, akusatif (مَنْصُوبٌ) أَبَا abã,
dan genitif
(مَجْرُورٌ) أَبِى abî ; jamak أَبَاءٌ abã’(un] berarti 1 bapak,
ayah (33: 40) مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ
أَحًدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَّسُولَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ (nabi) Muhammad itu bukanlah
bapak dari siapa pun lelaki di antara kalian tapi dia itu rasul Allah sekaligus
nabi penutup Maksud
ayat ini: jangan kalian – bangsa Arab – mengkultuskan atau membanggakan Nabi
Muhammd sebagai pusat keturunan, karena yang harus ditonjolkan adalah peran
beliau sebagai rasul serta nabi terakhir.
Tapi ada juga yang menghubungkan ayat ini dengan kasus pernikahan Nabi
Muhammad dengan mantan istri anak angkat beliau, Zaid bin Haritsah. Kata
mereka, ayat ini mengingatkan bahwa Nabi Muhammad bukanlah ayah kandung Zaid,
sehingga tak ada salahnya beliau menikahi janda Zaid. Tafsir yang pertama
agaknya lebih kuat dari yang kedua, karena kita lihat belakangan sebagian
bangsa Arab justru cenderung mengklaim Nabi Muhammad sebagai pusat keturunan
(biologis) mereka. Banyak yang mengaku-aku sebagai keturunan Nabi Muhammad!
(Sesuatu yang tak ada relevansinya dengan da’wah Al-Qurãn). 2 kakek,
buyut (12: 6) كَمَا أَتَمَّهَا عَلى أبَوَيكَ مِنْ
قَبْلُ إِبْرَاهِيمَ وَ إسْحَاقَ Sebagaimana
Dia (Allah) telah menyermpurnakan anugerahNya dahulu (kepada) dua bapak- (=
kakek, buyut)-mu Ibrahim dan Ishaq. 3 kakek moyang (22: 78) مِلَّةَ
أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيم (agama
yang Dia ajarkan kepada kalian ini adalah sama dengan) agama bapak (= kakek
moyang) kalian Ibrahim.
4 pemilik, bersifat, berhubungan dekat dengan (111: 1) تَبَّتْ
يَدَا أَبِى لَهَبٍ وَ تَبَّ lumpuhlah
kedua tangan Abu Lahab (harfiah: bapak pengobar api – calon penghuni neraka)
dan seterusnya lumpuhlah.
أَبَوَانِ abawãn(i) [bentuk ganda dari أَبٌ abun] 1 ayah-bunda, kedua
orangtua (7: 27) يَا
بَنِى ءَادَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمْ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ
الْجَنَّةِ
hai anak Adam
(manusia), jangan sampai Setan menipu kalian sebagaimana dia telah mengeluarkan
‘kedua orangtua’ kalian dari jannah (surga). 2 dua bapak, dua buyut (12:
6) كَمَا أَتَمَّهَا عَلى أبَوَيكَ مِنْ قَبْلُ
إِبْرَاهِيمَ وَ إسْحَاقَ Sebagaimana
Dia (Allah) telah menyermpurnakan anugerahNya dahulu (kepada) dua bapak- (=
kakek, buyut)-mu Ibrahim dan Ishaq.
Labels:
Abu Lahab,
agama Ibrahim,
Ibrahim dan Ishaq,
kakek moyang
Thursday, November 10, 2011
10. Iblis
![]() | |
Iblis menggoda Yesus. |
إِبْلِيسُ iblîs(u)
[para
orientalis menganggap sebagai pinjaman dari bahasa Yunani, diabolos],
muncul dalam Al-Qurãn sebanyak 11 kali. Sebagian ahli bahasa mengatakan
kata ini berasal dari بَلَسَ yang
berarti menyesal. Al-Qurãn menegaskan bahwa iblis berasal dari atau sebangsa
dengan jin (18: 50). Penyesalan (إِبْلاَسٌ) sang iblis terjadi karena ia dikutuk Allah sebagai akibat
ketidak-patuhannya ketika ia disuruh sujud kepada Adam (17: 61 dan 2: 35).
Alasan iblis menolak sujud kepada Adam
adalah karena ia diciptakan dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah (15:
33; 7: 12). Ia kemudian menipu Adam
untuk memakan buah dari pohon terlarang, sehingga Adam diusir dari jannah. Iblis
sendiri hukumannya ditunda sampai hari kiamat, dan karena itu ia bersumpah
untuk menyesatkan manusia sampai hari tersebut (kiamat: kehancuran dunia).
Dalam (7: 16-17) ia bersumpah untuk menghadang manusia agar keluar dari ‘jalan
lurus’, dan akan menggoda manusia dari depan, belakang, dari kanan dan dari kiri,
sehingga kebanyakan manusia menjadi makhluk yang tidak bersyukur. Allah
mempersilakan iblis melaksanakan kehendaknya tapi ditegaskan bahwa hamba-hamba
Allah yang ikhlas tidak akan tersentuh oleh godaannya (15: 32-42).
Wednesday, November 9, 2011
9. Unta Atau Awan?
أبل abala menerima unta, menjaga unta; menjauhkan
diri dari istri; أبِيْل rahib; kepala pendeta; إِبَالَةٌ kelompok,
kumpulan. Kata إِبِلٌ muncul tiga kali dalam Al-Qurãn, dan أبَابِيلُ sekali.
إِبِلٌ [kata
benda jamak, dalam bahasa percakapan berarti unta jantan maupun betina, tak ada
bentuk tunggalnya] 1 unta (6: 144)
وَمِنَ الْإبِلِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْبَقَرِ sepasang unta dan sepasang sapi 2 awan (menurut sebuah tafsir
atas ayat (88: 17) أَفَلاَ
يَنْظُرُونَ إِلَى الإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ apakah
mereka tidak memperhatikan bagaimana awan terbentuk? [terjemahan versi lain: tidakkah
mereka perhatikan bagaimana unta diciptakan?].
أبَابِيلُ abãbîl
[jamak dari إِبَالَةٌ ibãlatun], أَبُولٌ abûl(un) atau إِيْبَالَةٌ
îbãlatun adalah katabenda jamak yang tak
ada bentuk tunggalnya] kumpulan ternak (terutama yang sedang berjalan), berbagai
kelompok, ombak yang bersusulann (105: 3) وَأَرْسَلَ
عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيْلَ yakni
Dia (Allah) melepas (mengirim) segerombolan burung menyerang mereka. Segerombolan burung itu didatangkan,
konon, untuk menggagalkan usaha Abrahah, penguasa Kristen di Selatan Arab, yang
menyerang Ka’bah. Ada sumber (hadis?) menyebutkan peristiwa itu terjadi tahun 570
Masehi, dan selanjutnya tahun kejadian itu disebut sebagai Tahun Gajah. Disebutkan
pula bahwa Tahun Gajah itu adalah tahun kelahiran Nabi Muhammad.
8. Melarikan Diri
أبق abaqa (budak) melarikan diri dari tuannya;
memberontak; bersembunyi; (unta betina) tidak mau memberikan susunya. Kata أبق abaqa muncul sekali dalam Al-Qurãn.
أبق abaqa a/u (kata kerja tak berobjek),
(budak) melarikaan diri dari majikannya (37: 140) إِذْ
أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ ketika
ia (Yunus) melarikan diri (meninggalkan tugas da’wah) menuju kapal yang penuh muatan. Ayat ini mengisyaratkan posisi (nabi) Yunus di hadapan Allah adalah 'budak' atau 'hamba'. Ketika ia mengabaikan tugasnya, kata yang digunakan adalah أبق abaqa.
Tuesday, November 8, 2011
7. Ibrahim
![]() |
Dalam lukisan karya pelukis Belanda, Rembrant (1634) ini digambarkan tangan Abraham yang akan menyembelih Ishak (bukan Isma'il) ditarik oleh malaikat. |
![]() |
Hajar dan Isma'il? |
إِبْرَاهِيمُ Ibrãhîm(u) [pinjaman dari bahasa
Ibrani]. Muncul 69 kali dalam Al-Qurãn.
Para ahli bahasa memasukan ke dalam kelompok kata berhuruf akar ب-ر-ه-م meskipun
tahu bersumber dari bahasa asing. Bila membuka Bible, kisah Ibrãhîm bisa dibaca dalam
Genesis (Kejadian) XII.5. Salah satu ayat Al-Qurãn (3: 68)
menyebutkan: إِنَّ
أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِىُّ
وَالَّذِينَ ءَامَنُوا sesungguhnya
orang yang paling dekat dengan Ibrãhîm adalah mereka yang
mengikuti-(ajaran)-nya, dan (orang-orang yang selanjutnya) mengikuti nabi ini
(Muhammad), yakni mereka yang beriman (dengan ajaran Allah yang disampaikan
Muhammad). *
Ibrãhîm juga merupakan nama surat ke-14 dalam Al-Qurãn, salah satu surat
Makkiyah, yang dinamakan demikian karena memuat kisah Ibrãhîm pada ayat 35-41.
Ibrãhîm digambarkan dalam Al-Qurãn
(4: 125) sebagai ‘teman Allah’ ( خَلِيلاً
khalîlan). Digambarkan bersifat hanîf(un). Harfiah, hanîf
berarti cenderung, dan teguh, yaitu cenderung pada kebenaran dan teguh
berpegang kepadanya. Hal yang menarik dari Ibrãhîm adalah caranya mengajak orang untuk memikirkan
keberadaan dan hakikat Tuhan, seperti dalam (6: 75-79), dan permintaannya
kepada Tuhan untuk memperlihatkan bagaimana menghidupkan orang mati (2: 260).
Sebagian mufassir menafsirkan permintaannya secara harfiah, yaitu bahwa Ibrãhîm
memang ingin melihat bagaimana Tuhan menghidupkan kembali orang yang sudah mati
secara fisik. Sebagian memahaminya sebagai kiasan. Dalam hal ini, yang paling
menarik adalah tafsir Isa Bugis, yang memahami pertanyaan Ibrãhîm dalam konteks
da’wah. Bagi Isa Bugis, pertanyaan Ibrãhîm ‘perlihatkan kepada saya bagaimana
anda (Allah) menghidupkan orang mati?’ (arini kaifa tuhyil-mautã أرنى
كيف تحي الموتى) adalah pertanyaan dalam konteks Ibrãhîm
sebagai rasul, yang merupakan pelanjut dari para rasul sebelumnya. Tugas setiap
rasul adalah melakukan da’wah, dan da’wah adalah proses menghidupkan iman. Iman
dalam terminologi Isa Bugis disebut
dengan istilah nûr (harfiah: cahaya), dan sebaliknya, kekafiran,
disebut zhulumãt (harfiah: kegelapan). Istilah-istilah itu diambilnya
dari Al-Qurãn (2: 257 dll.).
Menurut Isa Bugis, manusia
yang hidup dalam zhulumãt adalah sama dengan manusia ‘yang mati secara
nûr’. Bila kematian itu terjadi setelah mereka lama ditinggal seorang rasul,
maka mereka layak disebut sebagai ‘bangkai nûr’.
Sebagai rasul, Ibrãhîm adalah
seorang pelanjut dari rasul sebelumnya, dan masyarakat yang dihadapinya adalah
manusia-manusia yang secara iman sudah mati (menjadi bangkai nûr) sejak sekian
waktu setelah rasul sebelumnya wafat. Ibrãhîm harus menghidupkan kembali (iman)
masyarakat yang sudah mati itu. Maka, menurut Isa Bugis, pertanyaan Ibrãhîm di
atas, arini kaifa tuhyil-mautã أرنى
كيف تحي الموتى berarti: perlihatkan kepada saya bagaimana Anda
(Allah) menghidupkan kembali (iman) manusia yang sudah mati? Pertanyaan ini
dijawab Allah dengan bahasa perumpamaan. Yaitu Ibrãhîm (seolah-olah) disuruh
memelihara dan menjinakkan empat ekor burung. Burung di sini maksudnya adalah
(perumpamaan bagi) kader da’wah. Setelah jinak, burung-burung itu, yang
sebenarnya adalah para kader binaan Ibrãhîm, diperintahkan untuk ditempatkan di
atas gunung. Dan gunung yang dimaksud ini adalah gunung dalam arti kiasan pula,
yaitu perumpamaan bagi tatanan kehidupan (sistem) piramidal.
Dalam tafsir yang populer,
kepatuhan total Ibrãhîm terhadap Allah
digambarkan dengan kesediannya melaksanakan perintah (lewat mimpi) untuk
menyembelih anaknya, Ismã’îl. Satu hal
yang perlu dicatat di sini adalah kenyataan bahwa dalam konteks ‘penyembelihan’
ini nama Ismã’îl tidak disebut dalam ayat-ayat yang dijadikan rujukan (37:
99-111).
Selain kasus penyembelihan
(yang tidak jadi dilakukan) itu, kisah Ibrãhîm juga ditandai dengan
keputusannya untuk menempatkan istri keduanya, Hajar, di sebuah lembah tandus
di Makkah (14: 35-37), seraya berdoa (2:
129) agar kelak Allah mengutus seorang rasul di Makkah, yang akan membacakan
(mengajarkan) ayat-ayat Allah.
Pentingnya peran Ibrãhîm
ditandai pula dengan pekerjaannya membangun ulang (renovasi) Ka’bah, dan
memulai (?) ibadah haji (2: 125-128; 22: 26-27; 3: 96-97).
Rombongan jama'ah haji. Dimulai dari Ibrahim? |
Labels:
ibadah haji,
Ibrahim,
Isma'il,
penyembelihan Isma'il,
renovasi Ka'bah
Monday, November 7, 2011
6. Hewan Liar
أبد
abad(un) abad, lama, abadi; hewan liar; أَبَدَ abada menetap di suatu tempat; menjadi liar; melarikan
diri. Kata أَبَدًا muncul
28 kali dalam Al-Qurãn.
أَبَدًا sebagai ظَرْفٌ zharf(un) (keterangan tempat/waktu) 1
berarti selamanya, abadi, sangat lama, seperti dalam (4: 122) وَالَّذِبْنَ
ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ رسَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا
الأَنْهَارُ خَالِدِيْن فِهَا أَبَدًا kaum
beriman, yaitu mereka yang berbuat tepat (sesuai petunjuk Allah) akan Kami masukkan
(ke dalam kehidupan) jannah (harf. kebun, taman) yang dialiri air. Mereka hidup
(bahagia) di dalamnya, selamanya. 2 [menyatakan
penolakan] ‘jangan pernah’, a) larangan secara tegas, seperti dalam (9: 108)
لاَ تَقُمْ فِيْهِ أَبَدًا jangan pernah kamu melakukan (shalat)
di dalamnya (masjid dhirãr – masjid yang didirikan kaum munafik) selamanya b) peringatan,
pesan (24: 17) يَعِظُكُمُ اللهُ أَنْ تَعُودُوا
لِمِثْلِهِ أَبَدًا... Allah
menasihati kalian agar tidak kembali (melakukan kesalahan) yang sama selamanya.
Subscribe to:
Posts (Atom)